Senin, 09 Desember 2013

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) meningkatkan anggaran untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) sebesar 14 persen. Penambahan anggaran ini diperuntukkan untuk pelatihan karyawan baik di dalam dan luar negri. Pertamina juga masih membutuhkan penambahan karyawan sekitar 200 orang tahun ini. 

Direktur SDM Pertamina, Evita M Tagor mengatakan pihaknya masih kekurangan tenaga ahli, salah satunya di ahli geologi. Untuk itu Pertamina telah bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) guna mencetak ahli di bidang energi. 

Pertamina pun aktif mengirimkan pegawainya untuk melakukan magang, ataupun meneruskan jenjang pendidikan S2 dan S3 di luar negri. "Ada yang di Australia dan Amerika," ujar Evita saat ditemui di kantor pusat PLN, Rabu (20/3). 

Ia juga menyoroti tenaga ahli asal Indonesia yang kerap dibajak di luar negri. Menurut dia banyak perusahaan yang menahan tenaga ahli dengan memberlakukan sistem penalti. Alhasil tenaga kerja ahli kesulitan untuk kembali ke Indonesia. 

Saat ini jumlah karyawan Pertamina mencapai angka 12 ribu jiwa. Jika dijumlahkan dengan anak perusahaan, total karyawan Pertamina mencapai 20 ribu jiwa. Sebanyak 500 orang diantaranya merupakan ekspatriat yang didatangkan dari berbagai negara. "Kita belum banyak pakai ekspatriat," ujar Evita kepada ROL. 

Perusahaan pelat merah ini pun membuka diri untuk mengembangkan tenaga outsourcing. Sebanyak 40 orang tenaga outsourcing kini tengah mengikuti serangkaian tes untuk menjadi karyawan Pertamina. Namun diakui Evita, posisi untuk tenaga outsourcing sangat terbatas dan seleksi karyawan sangat ketat. Jika memang mampu memenuhi persyaratan, tenaga outsourcing bisa dijadikan pegawai Pertamina.  

Saat ini awak kapal Pertamina banyak memakai tenaga outsourcing. Pertamina memiliki 141 kapal untuk operasional perusahaan. Evita mengatakan pihaknya telah mengikuti segala peraturan terkait outsourcing. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar